Update Biaya Operasi Sedot Lemak di Rumah Sakit dan Klinik Kesehatan

Bagi sebagian orang, lemak yang menumpuk pada badan bisa mengganggu penampilan. Demi mempertahankan penampilan yang menarik dilihat, tidak sedikit yang akhirnya melakukan prosedur seperti sedot lemak. Padahal, untuk melakukan perawatan ini tidak bisa dikatakan murah, mencapai puluhan juta rupiah.

Ilustrasi: prosedur sedot lemak (sumber: beautyboutiquesophia.com)
Ilustrasi: prosedur sedot lemak (sumber: beautyboutiquesophia.com)

Apa Itu Sedot Lemak?

Sedot lemak merupakan bentuk operasi bedah kosmetik yang digunakan untuk menghilangkan lemak yang tidak diinginkan. Operasi ini biasanya dilakukan pada daerah yang masih berlemak ketika telah melakukan diet dan olahraga, namun tidak ampuh juga membakar lemak tersebut. Pada wanita, daerah yang sering jadi target sedot lemak biasanya adalah di area paha, perut, dan pinggul.

Bacaan Lainnya

Metode ini tidak hanya dapat diterapkan pada tubuh bagian tertentu, tetapi juga bisa dilakukan pada seluruh bagian tubuh. Bedah sedot lemak diawali dengan pembiusan lokal lalu menggunakan alat sedot lemak (kanula) yang tumpul untuk menyedot lemak yang terdapat dalam tubuh. Sedot lemak membantu seseorang menemukan “tubuh baru” yang lebih ideal.

Lemak dibuang dengan cara memasukkan kanula melalui beberapa sayatan kecil yang berdekatan dengan daerah yang akan disedot. Panjang sayatan 2-2,5 cm di bagian tubuh yang tersembunyi, misalnya di lekukan kulit atau garis kontur alami tubuh. Kanula dihubungkan oleh suatu ke alat pengisap. Sebelum melakukan sedot lemak, daerah yang akan disedot dimasukkan cairan melalui semprit atau kateter, teknik ini dikenal dengan metode basah (tumescent).

Selain metode basah, ada pula metode getar. Metode ini mirip dengan metode basah, tetapi bagian tubuh yang akan disedot lemak tidak dimasukkan cairan. Kanula digetarkan di bagian tubuh tertentu sehingga jaringan lemak pada bagian tubuh tersebut hancur dan setelah itu, jaringan lemak yang hancur tersebut disedot.[1]

Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Operasi Sedot Lemak

  • Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur medis untuk menghilangkan lemak, tapi ini bukan bentuk pengobatan atau cara menurunkan berat badan bagi orang yang mengidap obesitas. Jika Anda ingin sedot lemak, ada baiknya Anda harus berada pada ukuran 30% lebih berat dari berat badan ideal tubuh Anda. Operasi ini bertujuan menghilangkan timbunan lemak yang tidak bisa dibasmi dengan diet dan olahraga. Jenis lemak membandel tersebut, mungkin disebabkan oleh kotoran yang terbawa dari gaya hidup (makanan yang paling utama). Ketika Anda memutuskan untuk menghilangkan lemak dengan cara disedot, Anda harus dalam kondisi sehat dan bukan perokok.
  • Operasi sedot lemak paling sering dilakukan oleh ahli bedah plastik dan dokter kulit. Seorang dokter bedah plastik berperan pada bedah estetika dan rekonstruksi tubuh yang akan disedot lemaknya. Lalu, seorang dokter kulit berperan kepada pemulihan pada bentuk dan hasil kulit setelah operasi.
  • Saat melakukan operasi, dokter akan membuat sayatan kecil di kulit dan menyuntikkan anestesi berbasis mineral. Teknik operasi ini disebut teknik tumescent yang bekerja dengan mencegah kehilangan darah yang berlebihan, tetapi menimbulkan bengkak dan memar pada area yang disedot lemaknya. Setelah itu, dokter akan memasukkan tabung kosong yang disebut cannula ke sayatan kecil tadi, berguna menghancurkan timbunan lemak yang mengeras dan mengisap lemak pada bagian tubuh tertentu. Lemak yang disedot akan ditampung dalam wadah tabung dengan hasil berwarna kuning kecoklatan.
  • Sebelum dan sesudah operasi sedot lemak, Anda tidak langsung menghasilkan perubahan. Anda perlu memakai perban elastis atau pakaian khusus yang melapisi ketat seluruh badan setelah operasi untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Anda perlu diet ketat untuk melihat hasil akhir yang maksimal selama beberapa bulan. Jika berat badan Anda bertambah setelah operasi, lemak berpotensi besar dapat muncul di tempat-tempat baru dan tak terduga.
  • Ternyata, sel-sel lemak yang dibuang dapat menjadi berharga di masa depan. Itu karena sel-sel lemak yang diperoleh dari sedot lemak merupakan sumber yang sangat baik dari sel lemak yang diserap (lemak baik), jenis sel induk lemak tersebut berfungsi untuk menghasilkan tulang, tulang rawan, otot, dan jaringan lain pada tubuh. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa sel-sel induk dari lemak dapat membantu orang dengan penyakit , diabetes, dan penyakit saraf.
  • Sedot lemak intinya masih tetap dilakukan dengan prosedur operasi, yang pasti akan menimbulkan dampak jangka pendek maupun panjang pada tubuh Anda. Tanyakan kepada dokter Anda untuk menjelaskan semua potensi risiko dan komplikasi yang dapat terjadi. Risiko terbesar yang bisa terjadi adalah pembekuan darah atau gumpalan lemak yang bergerak melalui aliran darah menuju paru-paru atau . Risiko yang lebih umum biasanya adanya pendarahan, infeksi, memar, perubahan warna kulit, dan mati rasa pada bagian yang disedot lemaknya.
  • Mengatasi berbagai masalah kelainan pada proses metabolisme lemak. Ada beberapa orang yang memang proses metabolisme lemaknya terlalu lambat sehingga penumpukan lemak pada bagian tertentu menjadi lebih cepat. Sedot lemak disebut-sebut dapat mengatasi masalah itu.
Prosedur sebelum sedot lemak (sumber: suara.com)
Prosedur sebelum sedot lemak (sumber: suara.com)

Manfaat Operasi Sedot Lemak

  • Menangani kondisi kesehatan tertentu, seperti membuang atau mengangkat lipoma, yakni sejenis tumor lemak yang jinak.
  • Memperbaiki bentuk wajah dan tubuh, seperti leher, perut, paha, pinggul, lutut, bokong, atau pergelangan kaki.
  • Mengatasi masalah keringat yang berlebihan, terutama pada bagian lemak. Seperti diketahui, keringat yang berlebihan dapat menyebabkan bau badan yang tidak sedap dan perasaan yang tidak nyaman karena kepercayaan diri menurun.
  • Mencegah pembesaran payudara. Pada pria, lemak yang berlebihan di daerah payudara menyebabkan pembesaran pada area tersebut dan menyebabkan tubuhnya berkembang mirip wanita. Untuk mengatasinya bisa dengan prosedur sedot lemak pada daerah payudara.

Syarat Operasi Sedot Lemak

  • Tidak memiliki riwayat penyakit-penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, gangguan pembekuan darah.
  • Tidak terlalu .
  • Kulit masih elastis, dengan tujuan agar setelah dilakukan penyedotan, kulit akan mengencang kembali. Untuk ini perlu adanya pemeriksaan khusus sebagai pendahuluan oleh dokter yang dapat menentukan apakah kulit orang tersebut masih elastis atau tidak.
  • Harus berdisiplin tinggi, karena setelah menjalankan sedot lemak ini pasien tersebut harus tetap menjaga kondisi tubuhnya agar lemak tidak lagi menumpuk dengan jalan berolahraga dan menjaga makanannya.[2]

Operasi sedot lemak bisa dikatakan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tindakan ini setidaknya membutuhkan biaya sekitar puluhan juta rupiah. Selain karena harus dilakukan oleh dokter, juga memerlukan prosedur yang teliti sehingga tidak membahayakan kesehatan orang yang dioperasi. Berikut informasi terbaru kisaran biaya sedot lemak di Indonesia.

Prosedur sedot lemak (sumber: adobe)
Prosedur sedot lemak (sumber: adobe)

Biaya Operasi Sedot Lemak

Nama Rumah Sakit/Klinik Biaya Sedot Lemak
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi Rp15.000.000
RS Mitra Keluarga Depok Rp16.000.000
RSU Yarsi Rp16.400.000
RS Premier Jatinegara Rp17.000.000
RS Mitra Keluarga Kenjeran Rp17.678.000
Mayapada Hospital Jakarta Selatan Rp18.290.000
RS Khusus Bedah Bina Estetika Rp20.000.000
RS Premier Jatinegara Rp24.888.888
Siloam Hospitals Surabaya Rp27.500.000
RS Premier Bintaro Rp30.000.000
BIMC Hospital Nusa Dua Bali Rp38.500.000 – Rp67.100.000
Queen Beauty Clinic Jakarta Rp69.000.000 – Rp119.000.000

Informasi biaya sedot lemak di atas kami rangkum dari berbagai sumber. Jika dibandingkan penawaran tahun sebelumnya, besaran biaya sedot lemak saat ini sebenarnya tidak jauh berbeda. Biaya sedot lemak di RS Premier Bintaro tetap Rp30 jutaan, sedangkan biaya di RSU Yarsi sedikit naik dari Rp15,95 juta menjadi Rp16,4 juta.

[1] Sumanto, A. 2009. Tetap Langsing dan Sehat dengan Terapi Diet. Jakarta: AgroMedia Pustaka, hlm 77.

[2] Graha, C. K. 2010. 100 Questions & Answers: Kolesterol. Jakarta: Elex Media Komputindo, hlm 84.

Pos terkait