Arti dan Update Metode Menghitung Estimasi Biaya

Anda mungkin sudah pernah atau malah sering mendengar kalimat estimasi biaya, termasuk saat hendak berencana melakukan kunjungan ke suatu daerah. Meskipun terdengar familiar, tetapi tahukah Anda apa sebenarnya arti estimasi biaya? Lalu, bagaimana cara atau metode menghitung estimasi biaya tersebut agar sesuai dengan anggaran yang telah disiapkan?

Ilustrasi: Membuat Perhitungan Biaya Estimasi (credit: stocontrol)
Ilustrasi: Membuat Perhitungan Biaya Estimasi (credit: stocontrol)

Pengertian Biaya dan Estimasi

Sebelum membahas mengenai estimasi biaya, kita kupas sedikit masing-masing istilah tersebut. Dalam ilmu akuntansi dan manajemen, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Biaya juga bisa berarti sesuatu yang berkonotasi sebagai penunjang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir, yaitu mendatangkan laba. Selain itu, biaya dapat disebut sebagai sejumlah uang yang dikeluarkan (atau dapat berbentuk utang) untuk kegiatan operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan barang-barang atau jasa.[1]

Bacaan Lainnya

Sementara itu, estimasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dapat dikatakan sebagai perkiraan, penilaian, atau pendapat. Baik untuk waktu atau biaya, estimasi sangat penting untuk mendukung keputusan yang baik, untuk menjadwalkan pekerjaan, untuk menentukan berapa lama suatu proyek perlu dilakukan dan berapa besaran biayanya, untuk menentukan apakah proyek layak dikerjakan, untuk menentukan kebutuhan arus kas, untuk menentukan seberapa baik kemajuan proyek, hingga untuk menentukan anggaran time phased dan menetapkan basis proyek.

Secara garis besar, estimasi bisa dibagi menjadi dua. Estimasi makro (atas-bawah) pada umumnya diperoleh dari seseorang yang menggunakan pengalaman dan/atau informasi untuk menentukan durasi dan total biaya proyek. Sementara, estimasi mikro (bawah-atas) lebih menggunakan metode efisien dan berbiaya rendah. Namun, proses ini hanya bisa berlangsung setelah proyek digambarkan secara detail.

Apa Itu Estimasi Biaya?

Lalu, apakah yang dimaksud dengan estimasi biaya? Estimasi biaya dapat dikatakan sebagai metode yang biasanya dipakai oleh estimator untuk menentukan harga setiap komponen.[2] Pengertian lainnya menurut National Estimating Society USA, estimasi biaya adalah seni memperkirakan (the art approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu.

Dalam industri konstruksi misalnya, estimasi biaya memiliki beberapa fungsi, antara lain untuk melihat apakah biaya yang ada dapat memenuhi perkiraan biaya konstruksi, untuk mengatur aliran dana saat tahap pelaksanaan konstruksi berlangsung, serta untuk bersaing pada saat proses penawaran berlangsung. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan harus menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor mendapatkan keuntungan yang layak dari apa yang akan dikerjakan.

Jenis Estimasi Biaya

  • Estimasi pendahuluan, biasanya dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya pendekatan kelayakan ekonomi, di samping tujuan pengendalian pembiayaan.
  • Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya, serta harga satuan pekerjaan.
  • Estimasi definitif, merupakan gambaran pembiayaan dan pertanggungjawaban rampung untuk suatu proyek dengan hanya kemungkinan kecil terjadi kesalahan.

Jika diringkas, estimasi biaya dapat dibedakan menjadi dua, yakni estimasi biaya konseptual dan estimasi biaya detail. Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep bangunan yang akan dibangun. Perkiraan biaya ini dikerjakan pada tahap konseptual, dengan semua aspek yang berkaitan dengan rencana investasi dikembangkan, dikaji, dan disaring.

Dalam prosesnya, tiap-tiap kategori estimasi harus dipersiapkan secara hati-hati dari tingkat estimasi konseptual sampai pada estimasi detail guna memperoleh keakuratan estimasi biaya. Keakuratan estimasi biaya seharusnya meningkat sesuai dengan perubahan proyek, dari perencanaan, desain, hingga estimasi akhir pada saat penyelesaian proyek.[3]

Ilustrasi: perhitungan biaya (sumber: edgeoftheweb.co.uk)
Ilustrasi: perhitungan biaya (sumber: edgeoftheweb.co.uk)

Metode Estimasi Biaya

Berbicara mengenai metode estimasi biaya, sebenarnya ada banyak metode yang dapat dipakai, dan salah satunya metode elemental analysis cost estimating, yang menguraikan unsur-unsur lingkup proyek menurut fungsinya.[4] yang diperoleh menjadi sedemikian rupa sehingga perbaikan secara bertahap dapat dilakukan sesuai dengan kemajuan proyek, dalam artian masukan yang berupa data dan informasi yang baru diperoleh dapat ditampung dalam rangka meningkatkan kualitas perkiraan biaya.

Dikenal pula metode estimasi parametrik, yakni proses estimasi biaya dengan menggunakan persamaan matematis hubungan biaya dengan satu atau beberapa parameter fisik yang berkaitan dengan item yang akan diestimasi.[5] Pada teknik ini, data-data historis digunakan untuk mengembangkan hubungan-hubungan biaya berdasarkan analisis statistik.

Selain itu, metode estimasi biaya yang juga biasa digunakan adalah metode dengan memakai indeks harga dan informasi proyek terdahulu, metode faktor, quantity take off dan harga satuan, unit price, serta memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan. Metode yang akan digunakan tergantung pada keperluan dan tersedianya data serta informasi pada waktu itu.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa metode analisis yang sering digunakan oleh para estimator dalam membuat sebuah rencana anggaran biaya (RAB). Berikut adalah metode-metode analisis perhitungan RAB yang biasa digunakan oleh surveyor kuantitas ataupun estimator.

Metode Analisis RAB

  • Metode BOW, adalah singkatan dari Burgelijke Openbare Werken. Metode Analisis BOW merupakan ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir BOW pada tanggal 28 Februari 1921 di masa pemerintahan Belanda. Metode analisis BOW berisi daftar koefisien upah dan bahan yang telah ditetapkan. Namun, metode BOW hanya dapat digunakan untuk proyek-proyek padat karya yang menggunakan peralatan konvensional seperti proyek bangunan sederhana.
  • Metode Analisis SNI, adalah metode analisis yang muncul setelah BOW. Metode analisis ini hadir untuk memperbaharui metode analisis BOW, mengikuti teknologi konstruksi yang telah banyak mengalami perkembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puslitbang Permukiman) mulai melakukan penelitian pada tahun 1988 untuk mendapatkan metode analisis SNI ini. Hasil penelitian tersebut selanjutnya menjadi dasar penyusunan SNI yang pertama diterbitkan pada tahun 1994 dan di tahun-tahun berikutnya.
  • Metode Kontraktor/Lapangan, ditentukan berdasarkan hitungan manual jumlah bahan dan upah yang digunakan. Dari perhitungan tersebut, kontraktor akan membandingkan dengan koefisien yang ada pada BOW, SNI, serta pengalaman kontraktor dalam mengerjakan proyek-proyek sebelumnya. Pada metode kontraktor ini, nilai koefisien yang dihasilkan akan ditentukan oleh tingkat produktivitas bahan, tenaga, dan alat yang digunakan.

Untuk saat ini, metode yang paling sering digunakan di Indonesia adalah metode analisis SNI. Hal tersebut lantaran metode analisis BOW tidak dapat diaplikasikan untuk proyek-proyek dengan peralatan modern. Selain itu, instansi atau swasta lebih banyak menyesuaikan dengan harga satuan standar negara.

Tukang, bangunan, sistem, borongan, harian, upah, ongkos, rumah, pekerjaan, pasang, jenis, harga, material, bahan, proyek, membangun, mandor
Proyek pembangunan

Contoh Estimasi RAB Proyek

Jenis PekerjaanHarga SatuanHarga Total
Pembersihan Lahan 205,5 m2Rp2.500 per m2Rp513.750
MobilisasiRp1.500.000Rp1.500.000
Pembuatan Pagar Proyek 80 mRp35.700 per mRp2.856.000
Galian Tanah 109.344 m3Rp11.097 per m3Rp1.213.377
Urugan Pasir 10,416 m3Rp39.644 per m3Rp412.929
Pondasi B 2 BBRp1.453.829Rp1.453.829
Pondasi C 6 BBRp4.091.249Rp4.091.249
Pondasi E 2 BBRp1.532.870Rp1.532.870
Pondasi F 6 BBRp4.327.591Rp4.327.591
Urugan Kembali 50,128 m3Rp2.650 per m3Rp132.839
TotalRp13.164.684

Daftar RAB di atas dapat digunakan sebagai panduan untuk proyek pembangunan, seperti atau gedung sekolah. Perlu Anda catat bahwa biaya tersebut hanya sebagai contoh. Pasalnya, harga atau biaya riil di lapangan dapat berubah sewaktu-waktu, apalagi untuk keperluan proyek bangunan.

[1] Anwar, Chairul, Lidia Fasi Ashari, Indrayenti. 2010. Harga Pokok Produksi dalam Kaitannya dengan Penentuan Harga Jual untuk Pencapaian Target Laba Analisis (Studi Kasus pada PT. Indra Brother’s di Bandar Lampung). Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 1(1): 79-94.

[2] Ashworth, Allan. 1994. Perencanaan Biaya Bangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[3] Sudiarta, I. K. 2011. Estimasi Biaya Konseptual Konstruksi Gedung dengan Faktor Kapasitas Biaya (Tesis). Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

[4] Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

[5] Roring, Hence S. D., Bonny F. Sompie, Robert . M. Mandagi. 2014. Model Estimasi Biaya Tahap Konseptual Konstruksi Bangunan Gedung dengan Metode Parametrik (Studi Kasus pada Bangunan Gedung Publik di Wilayah Kota Manado dan Kabupaten/Kota Sekitarnya). Jurnal Ilmiah Media Engineering, Vol. 4(2): 103-108.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *