Update Konsep Biaya Peluang Atau Opportunity Cost

Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan di suatu industri atau perusahaan, maupun di dalam literatur akademis, Anda akan sering mendengar/menemukan kata biaya. Diambil contoh dalam suatu perusahaan, pada saat menjalankan aktivitasnya, pasti akan mengeluarkan beberapa jenis biaya, di antaranya biaya bahan, upah langsung, biaya overhead, dan lainnya. Ketiga biaya tersebut biasa disebut dengan biaya produksi.

Ilustrasi perhitungan biaya
Ilustrasi perhitungan biaya

Biaya sendiri dapat diartikan sebagai biaya perolehan, harga pokok atau juga dapat diartikan sebagai semua pengorbanan mulai dari bahan baku, barang dalam proses, hingga barang jadi (siap untuk dijual). Menurut Erlina, biaya adalah keseluruhan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan barang dan jasa.

Bacaan Lainnya

Penggolongan biaya dapat dibedakan berdasarkan item, tingkah laku, hubungannya dengan produksi, periode akuntansi, biaya untuk perencanaan dan pengawasan, dan pengambilan keputusan.

Pada bahasan kali ini, akan lebih berfokus salah satu jenis penggolongan biaya berdasarkan pengambilan keputusan, yaitu Opportunity Cost (Biaya Peluang). Berdasarkan pengambilan keputusan, biaya dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu Marginal Cost, Opportunity Cost, dan Relevant Cost.

Opportunity Cost (Biaya Peluang) adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Biaya peluang muncul karena adanya hukum kelangkaan, dan dihitung dari nilai peluang terbaik yang dikorbankan atau yang tidak dipilih.

Bisa diambil contoh, ada suatu ruangan yang disewakan dengan tarif (pendapatan sewa) Rp300.000 bulan. Kemudian, pimpinan mempertimbangkan apakah akan menggunakan untuk keperluan menjual barang X atau menghentikan persewaan ruang tersebut.

Dalam mempertimbangkan apakah lebih menguntungkan menyewakan atau memakai sendiri ruang tersebut, bisa dibuat perhitungan sebagai berikut:

Alternatif menggunakan sendiri ruangan untuk perdagangan barang X

(a) Taksiran hasil penjualan per bulan: Rp450.000
(b) Taksiran harga pokok penjualan: Rp200.000
(c) Taksiran laba kotor: (a)-(b):Rp250.000

Biaya usaha:

(d) Taksiran biaya administrasi dan umum: Rp50.000
(e) Taksiran biaya pemasaran: Rp25.000
(d)+(e): Rp75.000 (f)

Taksiran laba bersih usaha: (c)-(f): Rp250.000-Rp75.000: Rp175.000 (g)

Biaya peluang (opportunity cost):

Pendapatan sewa yang dikorbankan: Rp150.000 (h)

Keuntungan memilih alternatif menggunakan sendiri ruangan untuk berdagang barang X: (g)-(h): Rp25.000

Dari perhitungan di atas, dapat diketahui mengenai bagaimana gambaran jika menghentikan sewa dan menggunakan ruangan untuk berdagang sendiri. Biaya peluang merupakan salah satu elemen biaya diferensial, namun biaya diferensial tidak terbatas pada biaya peluang saja.

Ilustrasi: laporan biaya perusahaan
Ilustrasi: laporan biaya perusahaan

Untuk lebih memperjelas, berikut ini akan disajikan tambahan contoh keadaan atau situasi yang dapat melibatkan biaya peluang. Kasus di sini adalah suatu perusahaan yang berada di dua keputusan, antara membuat sendiri suatu cadang atau membelinya.

Keputusan membeli atau membuat sendiri akan dihadapi oleh manajemen terutama dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai dan yang memproduksi berbagai jenis produk. Tidak selamanya komponen yang membentuk suatu produk harus diproduksi sendiri oleh perusahaan, jika memang pemasok luar dapat memasok komponen tersebut menawarkan dengan harga yang lebih murah daripada biaya untuk memproduksi sendiri komponen tersebut.

Oleh karena itu, salah satu pemicu timbulnya pertimbangan untuk membeli atau memproduksi sendiri adalah penawaran harga dari pemasok luar untuk suatu komponen produk yang berada di bawah biaya produksi komponen tersebut. Pertimbangan untuk membeli atau membuat sendiri dapat juga timbul sebagai akibat adanya taksiran penghematan biaya jika suatu komponen yang sebelumnya dibeli dari pemasok luar, direncanakan akan dibuat sendiri oleh perusahaan.

Lalu, faktor kuantitatif apa yang relevan untuk memutuskan apakah akan membeli atau membuat sendiri suatu produk? Jawabannya, tergantung kepada situasinya. Faktor kuncinya adalah apakah ada atau tidaknya fasilitas yang sedang digunakan. Banyak perusahaan membuat suku cadang hanya ketika fasilitas yang ada sedang tidak digunakan untuk membuat produk lain, sehingga bahan yang dihasilkan memiliki manfaat yang lebih baik.

Berikut akan ditampilkan contoh laporan biaya suatu perusahaan apabila memutuskan untuk memproduksi sendiri suatu produk/suku cadang.

Laporan Perusahaan X

Jenis BiayaTotal Biaya untuk 2000 unit ($)Biaya per unit
Bahan langsung20.0001
Upah pekerja langsung80.0004
Biaya overhead variabel40.0002
Biaya overhead tetap80.0004
Total biaya220.00011

Sementara itu, pengusaha lain menawarkan kepada perusahaan tersebut suku cadang yang sama, dengan harga $10. Lalu, apakah perusahaan akan membuat sendiri atau membeli suku cadang tersebut? Meskipun biaya per unit sebesar $11 pada tabel terlihat bahwa nantinya perusahaan akan membeli suku cadang dari pengusaha lain, tetapi jawabannya tidak sesederhana itu.

Masalah utamanya terletak pada perbedaan antara biaya mendatang dari kedua alternatif tersebut. Jika biaya overhead tetap sebesar $4 per unit merupakan biaya yang akan terus berlaku (seperti penyusutan, pajak kekayaan, asuransi, alokasi gaji eksekutif) tanpa melihat keputusan manapun yang akan diambil, maka keseluruhan $4 tersebut menjadi tidak relevan.

Konsep Biaya Peluang - www.haipedia.com
Konsep Biaya Peluang – www.haipedia.com

Mengetahui hal tersebut, belum dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kemungkinan apabila biaya variabel saja yang relevan. Mungkin saja ada $1 dari biaya tetap yang bisa dihemat, apabila suku cadang tersebut dibeli dan bukan diproduksi, misalnya biaya sebesar $20.000 yang merupakan gaji supervisor yang akan dipindahkan ke tugas lain yang lebih produktif. Dengan kata lain, biaya tetap pada waktu akan datang yang bisa dihindarkan adalah biaya relevan.

Asumsikan bahwa pilihan yang diambil adalah membuat suku cadang sendiri. Taksiran perhitungan yang relevan yaitu:

Contoh Perhitungan Membuat Suku Cadang Sendiri

Jenis BiayaPer unitTotal Biaya
Membuat sendiriMembeliMembuat sendiriMembeli
Biaya pembelian$10$200.000
Biaya bahan baku langsung$1$20.000
Upah pekerja langsung$4$80.000
Biaya overhead variabel$2$40.000
Biaya overhead tetap (dapat dihindari dengan membuat suku cadang sendiri, misalnya biaya supervisor)$1$20.000
Total biaya relevan$8$10$160.000$200.000
Selisih (jika membuat sendiri)$2$40.000

Inti dari beberapa paparan dan contoh di atas yaitu bagaimana cara yang paling baik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada. Meskipun data yang disebut di atas memberikan indikasi bahwa membuat suku cadang sendiri adalah pilihan paling baik, tetapi angka-angka tersebut belum merupakan keputusan final, dikarenakan tidak adanya gambaran tentang apa yang bisa diperbuat dengan fasilitas produksi, jika komponen itu dibeli.

Hal tersebut dapat dikatakan hampir mendekati konsep biaya peluang atau opportunity cost, yaitu sebuah peringatan bahwa jumlah nominal yang dikeluarkan tidak selalu merupakan biaya yang sesungguhnya. Biaya peluang merupakan biaya yang implisit, berbeda dengan biaya yang benar-benar dikeluarkan (biaya eksplisit). Tetapi, baik biaya eksplisit atau implisit harus diperhitungkan dalam melakukan keputusan-keputusan ekonomi. Dan, kedua biaya itu bisa disebut sebagai biaya sesungguhnya (genuine cost).

Pilihan ekonomi adalah keputusan sadar untuk menggunakan sumber daya yang langka dengan cara tertentu. Kita harus memutuskan untuk memilih dan menentukan berapa banyak barang yang akan dibeli. Untuk membuat pilihan, kita perlu menyeimbangkan manfaat yang kita peroleh jika kita memiliki sesuatu dan biaya yang harus kita keluarkan jika kita harus mengorbankan sesuatu.

[Dian]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *