Update Harga Salbutamol Tablet 2 Mg dan 4 Mg di Apotek

Jika Anda merasa sesak napas, mengi, batuk, dan nyeri di dada, bisa jadi Anda sedang mengalami gejala asma. Nah, salah satu cara efektif untuk menangani gejala asma ringan seperti itu adalah meminum obat salbutamol tablet.[1] Obat ini tersedia dalam dosis 2 mg dan 4 mg yang dijual dengan harga relatif terjangkau.

Ilustrasi: Serangan Sesak Asma (sumber: deseret.com)
Ilustrasi: Serangan Sesak Asma (sumber: deseret.com)

Penyebab Asma

Penyakit asma merupakan gangguan saluran pernapasan jangka panjang yang ditandai dengan sesak napas dan mengi. Mengi sendiri adalah suara yang dihasilkan udara saat melalui saluran pernapasan yang menyempit. Asma terjadi karena penyempitan dan peradangan pada saluran pernapasan. Akibatnya orang yang menderita asma akan merasakan sesak dan sulit bernapas.

Bacaan Lainnya

WHO mengestimasi sekitar 235 juta populasi dunia adalah penderita asma. Menurut data dari Riset Data Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia 2013, penderita asma di Indonesia adalah 4,5 persen dari keseluruhan penduduk. Prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah sebanyak 7,8 persen diikuti Nusa Tenggara Timur 7,3 persen, DI Yogyakarta 6,9 persen, dan Sulawesi Selatan 6,7 persen.

Hingga kini, penyebab penyakit asma belum diketahui pasti. Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang sensitif. Ketika terpapar faktor pemicu asma, saluran pernapasan lebih mudah menyempit dan tersumbat lendir. Saat paru-paru penderita asma teriritasi salah satu pemicu, pernapasan akan menjadi kaku dan saluran napas pun menyempit. Beberapa pemicunya antara lain asap rokok, paparan zat kimia, bulu binatang, bahkan udara dingin. Begitu pemicu sudah diketahui, usahakan untuk menghindarinya agar dapat mengontrol gejala asma.

Dokter akan mendiagnosis seseorang mempunyai penyakit asma dengan melakukan serangkaian pemeriksaan. Pemeriksaan dimulai dari pertanyaan seputar gejala yang dirasakan, serta pemeriksaan fisik dan laboratorium. Apabila dokter mencurigai sesak napas bukan sebagai gejala asma, melainkan infeksi paru-paru atau kelainan rongga hidung, maka CT scan akan dilakukan.

Asma merupakan penyakit yang tak dapat disembuhkan. Namun penanganan yang tepat akan membuat asma tak begitu menyiksa. Penanganan asma memiliki dua tujuan, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh kembali. Tentunya pengobatan harus disesuaikan dengan hasil diagnosis dokter dan kondisi penderita.

Penanganan Asma

  • Menghindari pemicu munculnya gejala.
  • Menggunakan inhaler pereda untuk meredakan gejala asma jangka pendek dengan membuat saluran pernapasan rileks.
  • Penggunaan inhaler pencegah rutin setiap hari untuk mengurangi pada saluran pernapasan dan mencegah gejala asma kambuh.
  • Penggunaan inhaler kombinasi pencegah dan pereda setiap hari agar mencegah timbulnya gejala asma serta membuat saluran pernapasan rileks dalam jangka waktu lebih lama.

Selain itu, penanganan penyakit asma juga dengan mengonsumsi obat tertentu yang telah disetujui oleh dokter. Selain dengan inhaler, obat-obatan juga diperlukan dalam sebuah rencana pengobatan asma. Obat tersebut misalnya Salbutamol Tablet. Diproduksi First Medifarma dan sudah terdaftar pada BPOM, obat ini dijual bebas di apotek dengan harga cukup terjangkau.

Salbutamol tablet (sumber: kennethtanmedicalclininc.com)
Salbutamol tablet (sumber: kennethtanmedicalclininc.com)

Indikasi Salbutamol

Salbutamol adalah obat yang dapat melebarkan saluran udara pada paru-paru. Obat yang masuk ke dalam golongan bronkodilator ini bekerja dengan cara melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang menyempit sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke dalam paru-paru. Salbutamol diklaim mampu meringankan gejala-gejala asma dengan cepat saat serangan asma berlangsung, serta dapat juga dipakai untuk mengobati penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Aturan Pakai Salbutamol

Selalu minum tablet Salbutamol tepat seperti apa yang dokter sampaikan. Jika Anda tidak yakin, tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda. Telan tablet dengan air. Jika Anda khawatir tablet tidak bekerja seperti biasanya, hubungi dokter untuk meminta saran.

Dilansir dar Alodokter, Salbutamol tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dengan beberapa jenis obat. Jika Salbutamol diminum dengan obat antidepresan golongan trisiklik (Amitriptyline dan obat golongan MAOI), maka bisa meningkatkan risiko gangguan pada fungsi jantung. Obat ini juga bisa menghambat efektivitas obat dan meningkatkan risiko sesak napas jika dikonsumsi bersama obat golongan beta-blocker, seperti propranolol.

Obat ini juga bisa meningkatkan potensi hipokalemia atau kekurangan kalium bila dipakai bersama dengan obat golongan diuretik, seperti furosemide.Bagi Anda yang harus terapi obat Salbutamol, padahal Anda sedang mengonsumsi obat lainnya, harap menanyakan apakah ada interaksi obat yang terjadi atau tidak kepada dokter untuk mencegah risikonya.

Pada beberapa kondisi, obat ini tidak hanya bisa dikonsumsi setelah makan, tetapi juga saat gejala asma kambuh. Memang, jika dibandingkan dengan Salbutamol cair atau inhaler, Salbutamol tablet memiliki waktu kerja lebih lambat. Namun, obat ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi gejala asma ringan.

Setelah minum Salbutamol, Anda disarankan untuk istirahat dan menenangkan pikiran. Hal ini akan meningkatkan kinerja obat, serta membantu menstabilkan pernapasan. Diketahui, gejala asma berupa sesak napas bisa meningkat jika Anda dalam keadaan panik. Selain itu, stres juga bisa menjadi pemicu timbulnya gejala asma.

Supaya obat bekerja dengan baik, minumlah air mineral yang banyak. Anda tidak disarankan minum susu setelah minum obat. Hal ini bisa membuat zat aktif obat menjadi netral, sehingga obat mengalami hilang manfaat.

Obat ini tidak dianjurkan untuk diminum secara rutin pada pasien dengan gejala asma ringan. Penggunaan obat terlalu sering tidak hanya bisa menyebabkan tahan obat, tetapi juga kecanduan. Untuk orang dengan gejala asma ringan yang jarang kambuh, dianjurkan mengonsumsi obat hanya jika gejalanya kambuh. Sementara itu, bagi yang memiliki kondisi penyakit kronis dan sering mengalami gejala asma, biasanya dokter akan menganjurkan untuk memakai obat secara rutin sebagai terapi dalam jangka waktu tertentu.

Selain harus memperhatikan aturan pakai Salbutamol, Anda harus memahami dosis konsumsinya. Meskipun obat ini memiliki ukuran yang sangat kecil, yakni 2 mg dan 4 mg, Anda tidak bisa meminumnya secara sembarangan. Berikut dosis Salbutamol.

Ilustrasi: Indikasi Salbutamol Tablet (credit: magazine.medicaltourism)
Ilustrasi: Indikasi Salbutamol Tablet (credit: magazine.medicaltourism)

Dosis Salbutamol

  • Dosis Salbutamol yang standar untuk orang dewasa adalah 4 mg tiga atau empat kali sehari. Dokter Anda mungkin akan menaikkan dosis secara bertahap hingga batas maksimal 8 mg sehari tiga atau empat kali. Beberapa pasien sukses diobati dengan 2 mg tiga atau empat kali sehari.
  • Dosis untuk orang lanjut usia atau pasien yang terkenal sensitif terhadap produk ini: dimulai dengan 2 mg tiga atau empat kali sehari.
  • Dosis Salbutamol untuk anak 2-6 tahun: 1-2 mg tiga atau empat kali sehari
  • Dosis Salbutamol untuk anak 6-12 tahun: 2 mg tiga atau empat kali sehari
  • Dosis Salbutamol untuk anak di atas usia 12 tahun: 2-4 mg tiga sampai empat kali sehari
  • Salbutamol sebaiknya tidak diberikan pada anak di bawah 2 tahun.

Namun, informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan. Hentikan penggunaan tablet Salbutamol dan langsung hubungi dokter Anda jika mengalami efek samping seperti berikut.

Efek Samping Salbutamol

  • Reaksi alergi seperti pembengkakan pada wajah, bibir, tenggorokan atau , pucat atau merah-merah yang tidak rata serta parah, sulit bernapas, tekanan darah rendah,dan tidak sadarkan diri.
  • Nyeri pada dada, rahang atau bahu (yang dibarengi dengan napas pendek, merasa sakit).
  • Peningkatan lactic acid pada tubuh: napas cepat, merasa sakit, perut nyeri.
  • Kalium darah rendah: otot kejang atau lemah, detak jantung tidak teratur.
  • Sakit kepala, level gula dalam darah meningkat, gemetar (biasanya pada tangan), perasaan tegang, pembuluh darah melebar yang dapat menyebabkan meningkatnya fungsi jantung dan detak jantung, detak jantung tidak beraturan, otot kejang. Bertambahnya zat pada tubuh (ketoacidosis) dapat terjadi pada diabetes.

Penggunaan Salbutamol pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular sebaiknya -hati, karena dapat menyebabkan efek samping takikardi, palpitasi, perubahan tekanan darah, dan perubahan EKG. Sementara itu, pada orang dengan riwayat penyakit gangguan metabolisme, dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah. Namun, efek ini biasanya hanya bersifat sementara, dan karena itu perlu untuk selalu dimonitoring.

Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikan kepada dokter atau apoteker Anda. Efek samping seperti di atas umumnya terjadi jika Anda memakai obat tidak tepat.

Selain itu, Anda tidak bisa meningkatkan dosis secara paksa. Minum Salbutamol tidak sesuai dengan kondisi penyakit atau gejala bisa berakhir fatal. Jika Anda memiliki gejala asma ringan dan memaksa minum Salbutamol dalam dosis tinggi, Anda bisa mengalami overdosis.

Salbutamol tersedia dalam beberapa bentuk, yakni Solution 1 mg/mL; 2,5 mg/2,5 mL; 2 mg/mL; 5 mg/ 2,5 mL, Accuhaler 200 mg, dan Tablet 2 mg; 4 mg. Berikut ini daftar harga Salbutamol.

Kemasan Salbutamol tablet (sumber: Tokopedia)
Kemasan Salbutamol tablet (sumber: Tokopedia)

Harga Salbutamol

Merk SalbutamolHarga per Tablet
Salbutamol Yarindo 2 mg tabRp154
Salbutamol IF 2 mg tab 100 sRp161
Salbutamol 2 mg Graha FarmaRp171
Salbutamol Yarindo 4 mg tabRp186
Salbutamol FM 4 mg tabRp208
Salbutamol IF 4 mg tab 100 sRp221
Salbutamol Pharos 4 mgRp258

Harga Salbutamol di atas telah kami rangkum dari berbagai macam sumber, termasuk situs jual beli online dan situs apotek online. Jika dibandingkan dengan tahun 2020, harga Salbutamol tahun 2021 hingga 2022 mengalami sedikit perubahan. Sebagai contoh, Salbutamol Yarindo 2 mg tab yang dijual dengan harga Rp140 per tablet tahun 2020, sedikit turun menjadi Rp123 per tablet tahun 2021, tetapi sedikit naik menjadi Rp154 per tablet tahun 2022.

[Update: Almas]

[1] Lorensia, Amelia, dkk. Perbedaan Nilai Laju Nafas antara Salbutamol dan Aminofilin pada Eksaserbasi Asma. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology UNPAD, Vol. 7(1): 1-8.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *