Update Harga Mesin Jahit Butterfly (Manual dan Portable)

Saat ini, semakin banyak orang yang tertarik dengan dunia jahit-menjahit. Nah, untuk memfasilitasi hobi tersebut, sudah tersedia sejumlah merk mesin jahit di pasaran dalam negeri. Dari sekian banyak brand yang beredar, salah satu nama yang cukup populer adalah Butterfly. Merupakan nama yang tergolong lama, mesin jahit Butterfly tetap bisa bersaing dengan kompetitor yang lebih baru lantaran punya kualitas dan ditawarkan dengan harga yang cukup terjangkau.

Ilustrasi: jarum mesin jahit
Ilustrasi: jarum mesin jahit

Anda pasti sudah sering mendengar istilah menjahit. Menjahit dapat dikatakan sebagai proses dalam rangka menyatukan bagian-bagian yang telah digunting berdasarkan pola.[1] Tidak hanya kain, menjahit juga bisa disebut sebagai pekerjaan yang menyambung , kulit binatang, dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang.[2]

Bacaan Lainnya

Berbeda dengan menyulam yang dapat menggunakan untuk menusukkan jarum dan benang pada kain, maka dalam proses menjahit, kita tentu saja memerlukan bantuan mesin jahit. Konon sudah ditemukan sejak abad ke-19 silam, mesin jahit ini dapat terbagi dalam beberapa jenis, antara lain manual atau tradisional, portable, hingga mesin jahit obras dan mesin jahit overdeck.

Walau mesin jahit manual masih beredar dan tetap dipakai, tidak sedikit yang akhirnya berpindah memakai mesin jahit portable. Pasalnya, varian ini menawarkan sejumlah kelebihan, salah satunya mudah dibawa dan tidak memakan banyak tempat ketika disimpan lantaran punya dimensi kompak dan bobot ringan. Selain itu, mesin jahit portable juga diklaim dapat lebih meringankan pekerjaan menjahit.

Perbedaan Mesin Jahit Manual dan Portable

  • Mesin jahit manual dilengkapi dinamo yang lebih besar dibandingkan portable.
  • Mesin jahit portable lebih ringan dan mudah dibawa.
  • Mesin jahit portable lebih unggul dari manual karena mudah dipindahkan. Berbeda dengan mesin jahit manual yang membutuhkan meja khusus.
  • Mesin jahit portable juga dilengkapi dengan pola jahitan bawaan, seperti pola zigzag, bordir, semi obras, bahkan obras sehingga dinilai efektif untuk mengerjakan berbagai pola jahitan dengan satu mesin.

Tipe Mesin Jahit Butterfly

Di pasaran sendiri, sudah tersedia sejumlah merk mesin jahit, dan salah satu nama, seperti telah disebutkan di atas, yang cukup terkenal adalah Butterfly. Butterfly bisa dikatakan merk yang cukup legendaris karena memang sudah eksis sejak lama, konon telah hadir pada tahun 1919 silam. Tidak mengherankan jika kemudian brand asal Tiongkok tersebut juga digunakan nenek atau orang tua kita.

Meski termasuk brand lama, Butterfly terus berkembang dan berinovasi untuk menciptakan mesin jahit yang canggih dan semakin praktis penggunaannya. Untuk mesin jahit portable misalnya, brand ini telah menghadirkan sejumlah varian mesin jahit, seperti Butterfly JH8190S, Butterfly JH5832A, Butterfly JH8530A, Butterfly JHQ-3010, Butterfly JH8190A, dan lainnya.

Tipe Butterfly JH5832A misalnya, disebutkan sebagai mesin jahit portable yang nyaman dan mudah untuk digunakan penjahit pemula hingga mahir. Produk ini juga sudah didukung sejumlah fitur praktis dan memudahkan pengguna, seperti 32 motif atau pola jahitan, free arm portable untuk menjahit sudut yang sulit dijangkau (kerah atau lengan), pemutus benang, pemutar bobbin otomatis, lubang kancing 1 langkah, hingga pemasang benang otomatis.

Mesin jahit portable Butterfly (sumber: kjmesin.com)
Mesin jahit portable Butterfly (sumber: kjmesin.com)

Sementara itu, Butterfly JHQ-3010 sering dikatakan sebagai mesin jahit portable dengan kualitas prima dan harga terjangkau. Varian ini setidaknya sudah dibekali dengan 10 jahitan dan 1 fungsi lubang kancing. Untuk memudahkan pengoperasian, perusahaan juga telah menyelipkan pengatur dan lebar jahitan, LED lamp built-in, pemutus benang, serta free arm untuk menjahit bagian yang sempit.

Jangan lupakan pula Butterfly JH8190A, yakni sebuah mesin jahit portable elektronik dengan 8 pola jahitan dan 4 langkah lubang kancing dengan harga terjangkau. Diklaim cocok untuk penjahit pemula, tipe ini punya fitur multifungsi (jahit lurus maupun zig-zag dan semi-obras), lampu LED, pemutar bobbin otomatis, free arm untuk menjahit area yang sukar dijangkau, hingga pengaturan lebar dan panjang jahitan.

Apabila Anda tertarik menggunakan mesin jahit portable buatan Butterfly, tidak sulit mendapatkan perangkat ini. Pasalnya, Anda sudah bisa membelinya di berbagai toko perkakas jahit atau lewat situs online. Tidak perlu mengkhawatirkan harga, karena harganya ternyata relatif terjangkau. Berikut informasi terbaru harga mesin jahit keluaran Butterfly.

Harga Mesin Jahit Butterfly

Tipe Mesin Jahit ButterflyHarga
Butterfly JHQ3010 PortableRp1.150.000
Butterfly JA-2 Manual DinamoRp1.264.000
Butterfly JA-1 Manual DinamoRp1.735.000
Butterfly JH8190A/JH8190SRp1.550.000
Butterfly JH8530A PortableRp1.625.000
Butterfly JHK25A PortableRp1.800.000
Butterfly JH5832A PortableRp1.900.000
Butterfly HD864 PortableRp3.000.000
Butterfly JN764 PortableRp3.588.000
Butterfly HD100LB PortableRp5.235.000
Butterfly JD1080Q PortableRp5.733.000
Butterfly JD1197LB/JD PortableRp5.899.300

Jika dibandingkan penawaran sebelumnya, harga mesin jahit Butterfly di pasaran saat ini terpantau fluktuatif. Misalnya, Butterfly JA-1 manual dinamo yang semula ditawarkan seharga Rp1.410.000, sekarang menjadi Rp1.735.000 per unit. Berbeda dengan harga Butterfly JD1080Q portable yang justru turun dari Rp6,73 juta menjadi Rp5,73 jutaan per unit.

Mesin jahit Butterfly manual (sumber: carousell)
Mesin jahit Butterfly manual (sumber: carousell)

Harga mesin jahit Butterfly di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk toko peralatan menjahit dan situs jual beli online. Perlu diingat, harga tersebut tentu dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu, tergantung kebijakan pihak penjual. Anda dapat mengunjungi toko alat jahit terdekat atau memesan produk secara online.

(Update: Ditta)

[1] Esrawati. 2012. Meningkatkan Keterampilan Menjahit Rok Melalui Teknik Bantuan Garis Bagi Anak Tunarungu ( Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP-LB Panti). Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, Vol. 1(2): 90-100.

[2] Ibid.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *