Jika Anda berkecimpung dalam bidang musik, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan instrumen yang bernama keyboard. Keyboard (atau kibor) merupakan alat musik yang dimainkan seperti piano, yaitu dengan cara dipencet. Namun, keyboard mampu memainkan beragam suara, seperti terompet, suling, gitar, biola, hingga perkusi. Dengan hanya bermodal alat ini, kita bisa bermain layaknya sebuah band.
Berdasarkan fungsinya, keyboard bisa dibedakan menjadi empat macam, yaitu Arranger, Controller, Synthesizer, dan Workstation. Meski sekilas tampak sama, namun masing-masing varian tersebut memiliki spesifikasi dan fungsi tersendiri.
Khusus untuk Synthesizer, berdasarkan asal katanya, instrumen ini pada dasarnya dibuat dengan satu tujuan, yaitu untuk memodifikasi sound. Jadi, Synthesizer adalah keyboard yang mempunyai kemampuan terintegrasi untuk mengubah karakteristik suara/sound yang ada di dalamnya, menggunakan berbagai parameter dengan kemungkinan yang tidak terbatas.
Synthesizer sendiri umumnya ada 2 macam, yaitu Digital Synthesizer dan Virtual Analog Synthesizer. Digital Synthesizer pada dasarnya adalah MIDI controller dengan sound module yang built-in atau terintegrasi sehingga dapat mengeluarkan suara sendiri tanpa menggunakan modul sound terpisah. Karena sudah mempunyai “komputer” sendiri di dalamnya, Digital Synthesizer pada umumnya mempunyai berbagai macam jenis suara yang dapat diubah, dikombinasikan, dan ditambahkan efek dengan sangat kreatif semua secara digital melalui layar LCD yang disediakan.
Sementara, Virtual Analog Synthesizer adalah Synthesizer yang menggunakan teknologi DSP (Digital Signal Processing) untuk secara digital memproses sinyal analog audio sehingga mempunyai kemampuan menghasilkan/mengubah suara menggunakan berbagai parameter yang menyerupai synthesis analog. Meski Digital Synthesizer mempunyai lebih banyak preset jenis suara yang terintegrasi, Virtual Analog Synthesizer mempunyai kemampuan yang jauh lebih powerful untuk mengubah suara.
Saat ini, sudah banyak merek elektronik yang merilis Synthesizer, salah satunya KORG. KORG sendiri sebelumnya memang sudah dikenal sebagai salah satu produsen penghasil instrumen musik berkualitas, khususnya keyboard.
Salah satu model Synthesizer KORG yang telah beredar di pasaran adalah KORG R3. Secara eksternal, R3 memiliki tubuh yang terbungkus plastik bulat dengan tombol berukuran penuh. Segala sesuatu di departemen koneksi sudah sesuai dengan harapan, seperti MIDI soket, port USB, output audio stereo, dan konektor pedal kaki. R3 juga memiliki dua input untuk pengolahan audio eksternal, sedangkan di panel depan terdapat sebuah soket XLR tambahan untuk mikrofon.
Instrumen ini diklaim merupakan Synthesizer plastik portable yang mampu menghasilkan beberapa nada manis, dan bahkan berat. Konsumen juga dapat menemukan berbagai pilihan suara setelah berhasil “menguasai” alat ini. R3 menjadi Synthesizer menarik bagi mereka yang menginginkan instrumen yang mampu menghasilkan sound yang lebih cair dalam bentuk yang lebih terjangkau, kompak, dan nyaman.
Ketika pertama kali dirilis, KORG R3 Synthesizer/Vocoder dibanderol dengan harga mulai USD 499,99 atau sekitar Rp6,5 jutaan. Kini, produk bekas instrumen tersebut dijual mulai Rp4,3 jutaan.
