Untuk memudahkan umat Islam dalam menjalankan ibadah agama dengan baik dan benar, telah banyak kitab fikih yang telah diterbitkan dan bisa menjadi pedoman. Di antara semua kitab fikih yang pernah terbit, salah satu yang cukup fenomenal di dunia Islam adalah Kitab Al Umm karya Imam Asy-Syafi’i. Buku ini hadir dalam 16 jilid. Untuk memiliki ke semua seri buku ini, harga jualnya memang bisa mencapai jutaan rupiah. Mahal? Tentu saja relatif, apalagi kitab ini ditulis dengan metode yang tergolong unik.
Kitab Al Umm bisa jadi merupakan kitab fikih terbesar dan tiada tandingan pada masanya. Kitab ini membahas berbagai persoalan lengkap dengan dalil-dalilnya, baik dari Al Quran, al-Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Isi kitab ini adalah sebagai bukti keluasan ilmu Imam Syafi’i dalam bidang fikih. Sementara dari sudut yang lain, kitab ini juga dianggap sebagai kitab hadis. Pasalnya dalil-dalil hadis yang dikemukakan menggunakan jalur periwayatan tersendiri sebagaimana layaknya kitab-kitab hadis.
Sebenarnya, di kalangan ulama, terdapat keraguan dan perbedaan pendapat mengenai penulisan Al Umm, apakah kitab ini ditulis sendiri oleh Imam Syafi’i atau oleh para muridnya. Menurut Ahmad Amin, kitab ini bukanlah karya langsung Imam Syafi’i, tetapi hasil karya muridnya berdasarkan jalan imla yang dia terima dari Imam Syafi’i. Namun, di sisi lain, Abu Zahrah berpendapat bahwa kita ini merupakan tulisan dari Imam Syafi’i dan juga muridnya.
Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, kitab ini boleh dinisbatkan Imam Syafi’i karena ia memuat pandangan dan pemikirannya dalam bidang hukum, berdasarkan riwayat murid-muridnya yang diakui adil dan tsiqah. Sebagaimana kaidah penulisan dan penyusunan hadis Rasulullah SAW yang disusun muhaddisin berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih di sisi mereka.
Dalam kitabnya, Imam Syafi’i memulai ulasannya dengan mengutip sebuah ayat yang memiliki kandungan hukum dan berkaitan dengan bahasannya tersebut. Kemudian, untuk lebih memperkuat lagi, ia mencantumkan sejumlah hadits dan penjelasan tentang status hadis tersebut. Khusus untuk status hadis, kebanyakan hadis yang dijelaskan derajatnya adalah hadis daif. Sementara, hadis yang tidak diterangkan hukumnya oleh Imam Syafi’i, dianggap sahih dan kuat sebagai landasan hukum.
Layaknya kitab fikih kebanyakan, Imam Syafi’i juga membuat klasifikasi bahasan dalam bab utama, seperti bersuci, salat, zakat, puasa, haji, iktikaf, jinayat (kriminalitas pembunuhan), sumpah (yamin), luqathah (barang temuan), jual beli, alih hutang (hiwalah), pernikahan dan perceraian, serta gadai (rahn). Dalam bab-bab utama tersebut, dibahas juga persoalan-persoalan cabang (furu’).
Di samping itu, kitab ini juga dilengkapi dengan bahasan perdebatan dan perbedaan yang terjadi di kalangan ulama secara tersendiri dan terfokus. Misalnya saja, perbedaan yang terjadi antara Malik dengan Abu Hanifah, Ibnu Abi Laila dengan Al-Awzai, serta perselisihan pandangan di antara ulama Irak dan sanggahan atas Muhammad bin Al Hasan.
Harga Kitab Al Umm karya Imam Asy-Syafi’i
Lalu, berapa harga Kitab Al Umm karya Imam Asy-Syafi’i? Seperti disampaikan di atas, harga kitab ini memang relatif mahal mengingat kualitas tulisannya. Untuk satu set berisi 16 jilid, kitab tersebut dijual dengan harga Rp2.674.000 pada 2020. Harga tersebut terbilang naik dari tahun 2019 yang dijual mulai Rp2.375.000 hingga Rp2.500.000.
Kemudian, pada 2021 harga Kitab Al Umm karya Imam Asy-Syafi’I berkisar antara Rp2.184.000 sampai Rp2.225.000, turun dari harga tahun 2020. Sementara, apabila konsumen ingin membeli eceran, harganya berkisar Rp95 ribuan – Rp105 ribuan tahun 2021 untuk satu jilid, atau Rp360 ribuan untuk tiga jilid sekaligus. Pada 2020, harga per jilid Rp110 ribu dan untuk 3 jilid dipatok Rp350 ribu.
Sementara itu, dibandingkan tahun 2021, harga Kitab Al Umm karya Imam Asy-Syafi’i tahun 2022 mengalami kenaikan. Untuk satu set berisi 16 jilid, kitab tersebut dijual dengan harga Rp2.400.000 tahun 2022, naik dari Rp2.184.000 di tahun 2021. Sementara per jilidnya dibanderol Rp187.000 tahun 2022, naik dari Rp95 ribuan – Rp105 ribuan di tahun 2021.
[Update: Almas]
