Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan kecap, yang kerap digunakan sebagai bumbu untuk memasak atau menambah citarasa makanan. Selain kecap manis dan kecap asin, ada pula kecap ikan. Kecap ini memiliki peran penting dalam masakan, terutama menjadi penyedap sekaligus memperkaya rasa. Ada banyak merk kecap ikan yang dapat dipilih dan dijual dengan harga yang relatif terjangkau.
Kecap sendiri dapat dikatakan sebagai bumbu dapur atau penyedap makanan, yang umumnya berupa cairan berwarna hitam dengan rasa manis atau asin. Biasanya terbuat dari kedelai atau kedelai hitam, ada juga kecap yang terbuat dari bahan dasar air kelapa dan ikan, sehingga memunculkan rasa yang cenderung asin.
Paling umum, dan kerap digunakan masyarakat Indonesia adalah kecap manis. Kecap ini berasal dari fermentasi biji kedelai, dengan tambahan gula kelapa, garam, dan air, serta punya warna hitam pekat. Punya konsistensi yang pekat dan kental, seperti namanya, kecap manis punya rasa manis cenderung gurih. Kecap ini telah menjadi salah bahan yang penting dalam masakan Indonesia, misalnya nasi goreng, mi goreng, sate, hingga semur.
Sementara itu, kecap ikan adalah cairan yang diperoleh dari fermentasi ikan dengan garam. Penampilan kecap ikan adalah cairan cokelat jernih dan memiliki rasa yang unik sehingga banyak orang menggunakan ini sebagai bahan tambahan atau rempah-rempah dalam makanan untuk meningkatkan rasanya, termasuk seafood.[1]
Fermentasi kecap dapat dilakukan setidaknya dalam dua cara, yakni secara spontan dan dengan penambahan starter.[2] Pengolahan kecap ikan yang sering dilakukan adalah menggunakan teknik penggaraman sebagai kontrol. Teknik ini merupakan teknik paling tradisional, yaitu dengan memanfaatkan bakteri-bakteri yang secara alamiah terdapat pada tubuh ikan, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu 4-12 bulan. Kelemahan pembuatan kecap ikan secara tradisional ini dapat diatasi dengan adanya penambahan bahan alami.
Pembuatan kecap ikan di berbagai negara sendiri berbeda-beda. Di Vietnam misalnya, kecap ikan dibuat dengan menggarami ikan kecil-kecil yang telah dihaluskan dengan tangan dan disimpan di dalam wadah dari tanah, kemudian ditanam dalam tanah selama 3 hingga beberapa bulan. Satu liter nuoc mam kualitas baik mengandung 15,85 gram total nitrogen (11,15 gram nitrogen organik dan 5 gram nitrogen amino), 270 gram sodium klorida, serta 0,5 gram CaO.
Sementara itu, di Jepang, juga dinamakan shottsuru, dipersiapkan dari sarden, herring, atau sisa-sisa limbah pengolahan ikan. Pembuatannya hampir sama dengan pembuatan kecap ikan lainnya. Penambahan antioksidan juga telah direkomendasikan dalam produk tersebut untuk mencegah ketengikan.
Untuk Indonesia, kecap ikan dibuat dengan memasak dan mengonsentratkan cairan fermentasi ikan yang telah digarami tadi dengan menambahkan sedikit tepung. Produk ini biasanya bermutu rendah dibanding dengan produk kecap ikan negara-negara Asia Tenggara lainnya karena perbandingan nitrogen dan garamnya agak rendah.
Ada satu hal unik dari rasa kecap ikan bahwa tak ada satu rasa yang bisa mewakili, kecuali aroma ikan itu sendiri. Masing-masing negara produsen menambahkan bumbu seperti garam, gula, dan lainnya untuk menjadikan kecap ikan mereka iconic. Misalnya, kecap ikan Vietnam terkenal dengan rasa yang lebih manis, sedangkan Thailand lebih asin. Nah, yang biasanya cocok dengan aneka masakan (termasuk masakan Indonesia) adalah kecap ikan Vietnam yang rasanya lebih ringan.
Memang, membuat kecap ikan butuh proses yang lama dan tidak mudah. Namun, Anda tidak perlu khawatir, karena saat ini sudah ada banyak merk kecap ikan yang dapat dipilih sebagai penyedap masakan. Harganya bervariasi, tetapi umumnya masih terjangkau, berkisar belasan ribu hingga puluhan ribu rupiah per botol.
Harga Kecap Ikan
Merek & Kemasan Kecap Ikan | Harga |
Kecap Ikan Lele 50 ml sachet | Rp1.969 |
Kecap Ikan DjoeHoa Cap Ikan Merah 140 ml Plastik | Rp16.500 |
Kecap Ikan Cap Manfish 620 ml | Rp15.888 |
Squid Brand Kecap Ikan 300 ml | Rp25.000 |
Kecap Ikan Royal Gold 200 ml | Rp19.000 |
Finna Kecap Ikan Cap Lobster 200 ml | Rp25.500 |
Kecap Ikan Gravy 630 ml | Rp24.700 |
CJ MyeolciEkjot II Kecap Ikan Teri 400 gr | Rp35.000 |
Kecap Ikan DjoeHoa Cap Ikan Merah 620 ml | Rp33.000 |
Kecap Ikan Royal Gold 725 ml | Rp40.000 |
Daesang Canary Kecap Ikan Botol 415 ml | Rp48.500 |
Kecap Ikan Mae Fu 300 ml Original | Rp43.000 |
Kecap Ikan Seng Guan Heng Botol 620 ml | Rp21.000 |
Cicue Kecap Ikan | Rp25.000 |
Chung Jung One Kecap Ikan 417 ml | Rp32.500 |
Saiton Brand Kecap Ikan 750 ml | Rp43.000 |
My Taste Kecap Ikan 200 ml | Rp15.000 |
Kecap Ikan Flying Man 700 ml | Rp50.000 |
Kecap Ikan Kaleng Lee Seng Heng TTS Sun Brand 750 ml | Rp64.000 |
Finna Kecap Ikan Cap King Lobster 700 ml | Rp42.500 |
Finna Kecap Ikan Botol Cap Oyster 700 ml | Rp60.000 |
KAF Kecap Ikan Botol Kaca 200 ml | Rp21.000 |
Kecap Ikan Pantai Norasingh 750 ml | Rp99.999 |
Golden Fish Kecap Ikan 620 ml | Rp23.500 |
Daesang Kecap Ikan 3 kg | Rp120.000 |
Chung Jung One Kecap Ikan 3 kg | Rp142.000 |
Kecap Ikan DjoeHoa Cap Ikan Merah 140 ml 1 Dus | Rp411.538 |
Daftar harga kecap ikan di atas kami rangkum dari berbagai sumber, termasuk minimarket, supermarket, dan situs jual beli online domestik. Harga kecap ikan tersebut tidak mengikat dan dapat berbeda-beda di masing-masing tempat. Harga juga bisa menjadi lebih mahal apabila Anda membeli lewat situs e-commerce karena tidak jarang menerapkan biaya pengiriman.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, harga kecap asin cenderung mengalami penurunan. Sebagai contoh, kecap Ikan Lele 50 ml sachet yang semula harganya Rp2.000, kini menjadi Rp1.969. Meskipun begitu, ada beberapa produk yang mengalami kenaikan harga, seperti kecap ikan DjoeHoa Cap Ikan Merah 140 ml plastik yang awalnya dibanderol Rp10.000, kini menjadi Rp16.500.
[Update: Almas]
[1] Zahiruddin, Winarti, dkk. 2010. Pembuatan Kecap Ikan Petek (Leiognathus splendens) secara Fermentasi Enzimatis. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 13 (2).
[2] Prasetyo, N. M., dkk. 2012. Pembuatan Kecap Ikan Gabus secara Hidrolisis Enzimatis Menggunakan Sari Nanas. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol. 1(1): 329-337.