Update Harga Gum Arabic (Gom Arab) Semua Merk dan Kemasan

Di dunia farmasi, gom Arab atau biasa dikenal dengan istilah Gum Arabic merupakan salah satu bahan wajib yang harus ada. Di pasaran sendiri, bahan kimia tersebut sudah dijual dalam kemasan repack atau pouch dalam berbagai merk. Harga gum Arabic bervariasi, tergantung merek dan isi kemasannya.

Manfaat Gum Arabic

Kebanyakan industri farmasi memakai gom Arab sebagai bahan untuk pengisi dan pengikat yang biasa disebut dengan binding agent atau binder, dalam proses pembuatan bubuk dari suatu cairan. Gum Arabic dapat diaplikasikan sebagai binding agent bahan pangan maupun obat. Gom Arab memiliki sifat sebagai emulsifier, sehingga bahan yang telah diproses dengan penambahan zat tersebut bisa dilarutkan dengan air maupun minyak.^[1]

Gom Arab sebagai bahan kimia dikenal aman sebagai campuran makanan atau obat, karena sebagian besar terbuat dari bahan alami berupa tanaman acacia. Tanaman tersebut juga dikenal dengan nama Acacia senegal yang merupakan tumbuhan herbal. Dilansir dari honestdocs, Acacia secara alamiah dapat ditemukan di Benua Asia, Afrika, dan Australia. Pohon Acacia memang memiliki habitat di tanah yang tandus dan berpasir dengan iklim kering.

Untuk mendapatkan produk gum Arabic, orang-orang akan mengambil getah pohon tersebut dengan cara khusus. Biasanya, orang-orang akan menyadapnya seperti metode mengumpulkan getah karet atau memakai mesin khusus. Secara medis, getah tersebut sering dipakai untuk pembuatan suplemen anti-inflamasi bagi pasien dengan riwayat Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan hiperlipidemia.

Dengan mengonsumsi gum Arabic secara oral melalui saluran pencernaan, konon bisa membantu membersihkan racun yang ada di dalam tubuh melalui fungsi probiotik yang dimilikinya sekaligus meredakan gatal yang ada di tenggorokan. Selain itu, mengunyah gom Arab dipercaya mampu mengurangi flek-flek yang muncul di area mulut, seperti gigi dan gusi.

Cara Memakai Gom Arab

Untuk mendapatkan semua manfaat gom Arab, pastinya Anda perlu memakai bahan tersebut dengan tepat. Di industri kimia sendiri, Arabic gom dipakai dengan cara dicampurkan ke dalam bahan-bahan kimia lainnya untuk menghasilkan produk baru. Sementara itu, Anda juga bisa memakainya dengan beberapa variasi. Anda bisa mengonsumsi produk ini dalam bentuk sirup siap minum, bubuk dalam kapsul, dan padatan seperti permen yang dapat dikunyah.

Gum Arabic dalam pemakaiannya secara oral disarankan untuk pasien yang menderita penyakit tertentu dan memang membutuhkannya. Meskipun tergolong obat herbal, Anda tidak bisa mengonsumsinya secara sembarangan. Bagi pasien yang memiliki riwayat hypercholesterolemia, Anda hanya bisa mengonsumsi gum Arabic sebanyak 5 gr selama 2 kali sehari dalam 4 minggu. Anda tidak disarankan untuk mengonsumsinya dalam dosis berlebihan karena bisa mengurangi level kolesterol secara signifikan.

Bagi Anda yang membutuhkan gum Arabic untuk membersihkan flek di bagian gigi dan gusi, Anda bisa mengunyah satu padatan gom Arab setiap hari secara rutin. Anda hanya boleh mengonsumsinya hingga gusi dan gigi Anda bersih. Gum Arabic tidak bisa dipakai untuk obat pencegahan timbulnya flek hitam di gigi dan gusi.

Hal yang perlu Anda perhatikan jika ingin mengonsumsi gum Arabic, yaitu tidak mengonsumsinya saat hamil dan menyusui. Selain itu, gom Arab tidak diperuntukkan bagi anak-anak usia 12 tahun ke bawah. Penggunaan gum Arabic yang kurang tepat bisa menimbulkan efek samping, di antaranya kerusakan liver, alergi, asma, rhinitis, dermatitis, iridocyclitis, dan masalah gastrointestinal.

Harga Gum Arabic (Gom Arab)

Perlu Anda ketahui, harga gum Arabic di atas telah kami rangkum dari berbagai macam sumber, termasuk situs jual beli online. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, harga gum Arabic saat ini mengalami kenaikan. Sebagai contoh, Gum Arabic (Gom Arab) Al-Manna 200 gr yang semula dijual dengan harga Rp69 ribu, naik menjadi Rp87 ribu.

[Update: Almas]

^[1] Hakim, Arif Rahman & Anies Chamidah. 2013. Aplikasi Gum Arab dan Dekstrin sebagai Bahan Pengikat Protein Ekstrak Kepala udang. JPB Kelautan dan Perikanan Universitas Brawijaya, Vol. 8(1): 45-54.