Bagi Anda yang berkecimpung di dunia pertanian atau perkebunan tentunya sudah tak asing lagi dengan fungisida atau pembasmi jamur. Ada banyak merek fungisida berkualitas di pasaran, salah satunya seperti Antracol. Produk satu ini tersedia dalam kemasan 250 gram, 500 gram, dan 1 kg serta dijual dengan harga yang relatif ramah di kantong.
Antracol 70 WP yang diproduksi oleh PT. Bayer Indonesia (Formulasi: WP/Wattable Powder) merupakan fungisida kontak berbentuk tepung berwarna krem yang dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh jamur/cendawan.
Antracol 70 WP adalah salah satu produk unggulan dari perusahaan pestisida PT Bayer Indonesia yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas. Fungisida yang bekerja secara kontak ini memiliki sifat protektif dan cepat dalam mengendalikan penyakit jamur. Antracol 70 WP diproduksi dalam sediaan tepung dan berbahan aktif propinep 70%, dapat dilarutkan dengan air dan disemprotkan ke tanaman. Fungisida Antracol 70 WP bisa digunakan pada berbagai jenis tanaman, baik tanaman sayuran daun, sayuran buah, maupun tanaman buah dan tanaman perkebunan.[1]
Antracol 70 WP berfungsi untuk mengendalikan penyakit-penyakit jamur pada tanaman apel, anggrek, anggur, bawang merah, bawang daun, bawang putih, cabai merah, cengkeh, jagung, jarak, jeruk, kacang tanah, kacang panjang, kentang, kedelai, ketimun, kina, kopi, kubis, lada, mangga, padi, pembibitan kelapa sawit, petsai, rosela, semangka, strawberry, teh, tembakau, dan tomat.
Kelebihan Antracol
- Bekerja secara preventif atau mencegah terjadinya serangan
- Tidak mudah resistensi (multi-site mechanism)
- Mensuplai unsur hara zinc dalam hal kekurangan unsur hara dari beberapa tanaman
- Dapat digunakan di segala musim, baik musim kemarau maupun musim penghujan
- Cocok diaplikasikan di dataran rendah maupun tinggi
- Bersifat racun kontak, tidak dapat menembus jaringan tanaman sehingga resiko lebih rendah
- Dapat ditoleransi oleh beragam tanaman, juga untuk tanaman yang usianya masih muda (dalam tahap awal pertumbuhan)
Dosis Antracol
- Padi: 3 gram/liter
- Apel: 4g/l
- Bawang merah: 2g/l (300-800 l air/ha)
- Bawang daun: 1-2kg/ha
- Bawang putih: 2-4g/l (500-1000 l air/ha)
- Cabai merah: 1-2g/l (500-1000 l air/ha) 2-4g/l (500-1000 l air/ha)
- Anggrek: 2 kg/ha
- Anggur: 1,5-3 g/l
- Apel: 4 g/l
- Cengkeh: 1-2 g/l
- Jagung: 2 kg/ha
- Jeruk: 2 g/l
- Kacang tanah: 1,5 g/l
- Kacang panjang: 1.500-2.000 g/ha
- Kedelai: 1.000-1.500 g/ha
- Kentang: 1,5-2,5 g/l
- Ketimun: 4 g/l
- Kopi: 6 g/l
- Krisan: 4 g/l
- Mangga: 4 g/l
- Semangka: 1.500-2.000 g/ha
- Strawberry: 1-2 g/l
- Tomat: 1,5-2,5 kg/ha
- Lada: 2-2,5 g/l
Cara Penggunaan Antracol
- Dosis Antracol disesuaikan dengan usia tanaman, lihat pada kemasan.
- Larutkan Antracol dengan air, aduk hingga tercampur rata.
- Gunakan spray untuk menyemprotkan larutan Antracol ke tanaman.
- Jika diperlukan, tambahkan perekat, pembasah, dan perata.
- Agar lebih efektif sebaiknya pemberian fungisida dilakukan sejak dini.
- Pemberian fungisida sebaiknya dilakukan setiap minggu. Jika serangan agak berat lakukan sebanyak 2 kali seminggu.
- Lakukan penyemprotan pada waktu pagi atau sore hari.
Harga Antracol
Ukuran Kemasan Antracol | Harga (Rp) |
Antracol repack 5 gram | 4.900 |
Antracol repack 25 gram | 9.000 |
Antracol repack 50 gram | 11.000 – 15.500 |
Antracol repack 100 gr | 17.500 |
Antracol 250 gram | 35.000 – 50.000 |
Antracol 500 gram | 66.500 – 70.000 |
Antracol 70WP 1 kg | 129.000 |
Informasi harga Antracol 250 gram dan ukuran lainnya di atas dirangkum dari berbagai sumber. Perlu Anda ketahui bahwa harga Antracol dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Selain itu, harga Antracol yang berlaku di setiap tempat bisa saja berbeda-beda, tergantung dari penawaran pihak penjual.
Apabila Anda sedang mencari Antracol 250 gram atau ukuran lainnya, Anda bisa membelinya di toko-toko pertanian terdekat yang ada di kota Anda. Namun, jika kesulitan untuk menemukannya, Anda juga bisa membeli Antracol secara online melalui sejumlah situs e-commerce favorit.
[1] Budiyanto, MAK. 2018. Membuat Fungisida Organik (hlm 20-21). Malang: UMM Press.