Prospek Budidaya dan Harga Cacing Tanah Per Kg Terupdate

tanah mungkin menjadi hewan yang menggelikan bagi sebagian besar orang. Bagaimana tidak, selain tidak memiliki tulang belakang, gerakan cacing dipastikan membuat banyak orang bergidik saat melihatnya. Namun jangan salah sangka, pasalnya cacing tanah ternyata memiliki banyak manfaat baik bagi lingkungan maupun kesehatan tubuh. Tak salah bila banyak permintaan cacing tanah di pasaran dengan harga jual bervariasi per kg.

Budidaya Cacing Tanah (sumber: goodyoucando.com)
Budidaya Cacing Tanah (sumber: goodyoucando.com)

Prospek Budidaya Cacing Tanah

Cacing tanah sendiri memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Cacing tanah memiliki banyak manfaat yang sangat menguntungkan. Untuk beberapa sektor industri, cacing tanah merupakan bahan baku utama yang paling dibutuhkan. Kebutuhan cacing bisa mencapai lebih dari seratus ton setiap bulannya. Hal ini menjadikan budidaya cacing tanah sebagai salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan.

Bacaan Lainnya

Sisa kotoran cacing atau bekas cacing (kascing) juga memiliki manfaat sebagai alternatif pengganti pupuk kandang. Pasalnya, kascing mengandung mineral dan zat anorganik yang tinggi. Selain itu, kandungan nitrogen pada kascing juga terbilang rendah sehingga tidak mencemari lingkungan.

Peluang usaha cacing tanah belum banyak disadari oleh masyarakat. Terbatasnya pengetahuan dan kurangnya keberanian untuk menembus pasar menjadikan bisnis ini hanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan usaha pemancingan dan peternakan. Padahal, kebutuhan pasar akan permintaan cacing tanah masih sangat tinggi.[1]

Jika sebelumnya mayoritas pembeli mencari cacing tanah untuk keperluan pakan ternak, penyubur dan penggembur tanah, kini cacing tanah juga diolah untuk obat herbal. Pasalnya, memakan cacing tanah juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti diare, peradangan, asam urat, konstipasi, kolesterol tinggi, dan lainnya. Hal tersebut dapat dibuktikan saat berkunjung ke Jawa Tengah, Anda akan menemukan kios-kios penjual jamu khusus penyakit tifus dan maag dengan bahan dasar cacing tanah.

Di perkotaan, cacing tanah juga kerap dimanfaatkan sebagai binatang pengurai sampah organik. Dari penguraian limbah tersebut dihasilkan pupuk organik yang kaya zat hara. Pupuk organik ini sangat berguna dalam bidang pertanian karena mengandung bahan organik yang menyuburkan tanaman.

Budidaya Cacing Tanah - www.sarbaini.com
Budidaya Cacing Tanah – www.sarbaini.com

Memang tidak semua jenis cacing tanah potensial untuk diternakkan. Salah satu jenis cacing tanah yang sangat potensial dikembangkan sebagai sumber protein hewani yakni Lumbricus rubellus. Dari analisis diperoleh kandungan protein seekor cacing tanah berkisar 64-76%, sedangkan tepung ikan hanya 58%.

Untuk keperluan pasar ekspor, cacing tanah bukan hanya dijadikan sebagai bahan pakan ternak unggas. Di China, cacing tanah dijadikan obat tradisional, begitu pun dengan di Prancis dan Italia yang mengolahnya menjadi bahan kosmetika untuk menghaluskan dan melembutkan kulit. Sementara di Jepang dan beberapa negara Eropa menjadikan cacing tanah sebagai bahan tambahan dalam pembuatan makanan dan minuman.[2]

Di Indonesia, cacing tanah sudah mulai dimanfaatkan sebagai bahan baku obat, selain sebagai bahan pakan ternak. Dengan manfaat yang melimpah ini, membuat prospek budidaya cacing tanah semakin terbuka lebar. Namun, hingga kini masih sedikit masyarakat yang sadar akan peluang tersebut.

Cacing tanah memiliki peranan penting sebagai dekomposer. Selain itu, cacing tanah bisa digunakan sebagai obat sekaligus pakan ternak yang bergizi tinggi. Jika dilihat dari manfaatnya, cacing tanah mempunyai banyak kandungan protein yang baik untuk ternak, khususnya unggas.

Selain itu, ternak cacing tanah yang juga dipercaya mampu menurunkan demam dan obat untuk mengatasi typhus bagi manusia. Menariknya lagi, produk berbahan dasar cacing tanah juga merambah ke industri kosmetik karena dipercaya ampuh dalam melembapkan sekaligus meremajakan kulit.[3]

Sebagai ilustrasi, untuk memulai bisnis budidaya cacing tanah adalah dari modal awal sebanyak 5 kg bibit cacing tanah. Setelah empat bulan, cacing tanah berkembang biak dan tumbuh hingga menghasilkan 10-15 kg per minggu. Jika 1 kg cacing tanah segar dijual seharga Rp30 ribu per kg, maka potensi pendapatan peternak sekitar Rp300 ribu – Rp450 ribu per minggu.[4] Bagaimana, Anda tertarik? Jika penasaran, berikut ulasan harga cacing tanah di pasaran saat ini.

Ilustrasi: Harga Cacing Tanah (credit: theconversation)
Ilustrasi: Harga Cacing Tanah (credit: theconversation)

Harga Cacing Tanah Per Kg

Jenis Cacing TanahHarga per Kg
Cacing Tanah Pakan IkanRp79.999
Cacing Tanah TigerRp80.000
Cacing Tanah Lumbricus BasahRp85.000
Cacing Tanah ANCRp85.000
Cacing Tanah Susu FosforRp155.000

Harga di atas kami rangkum dari berbagai sumber di internet, termasuk situs jual beli online. Perlu diingat, harga cacing tanah tersebut dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tergantung kebijakan pihak penjual. Jika dibandingkan dengan tahun 2020 dan 2021, harga cacing tanah tahun 2022 dan 2023 mengalami kenaikan. Sebagai contoh, cacing tanah tiger pada tahun 2020 dan 2021 dijual dengan harga Rp50 ribu per kg, naik menjadi Rp80 ribu di tahun 2022 dan 2023.

Sebenarnya, Anda dapat mencarinya sendiri di area dekat sungai atau sumber air. Namun, jika Anda tak mau repot, maka tak ada salahnya membelinya di tempat jual cacing tanah terdekat. Sebagai referensi, Anda dapat menelusuri sejumlah marketplace untuk membandingkan harga terbaik.

Menurut review salah satu pengepul di Cimahi Jawa Barat, mengungkapkan permintaan cacing tanah di pasaran terbilang tinggi. Bahkan, cacing tanah yang diolah jadi tepung, harganya bisa mencapai Rp500 ribu per kg di tahun 2022 dan 2023, naik dari tahun 2020 dan 2021 yang dibanderol Rp400 ribu. Tak heran, jika para pedagang di berbagai wilayah bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan dengan keuntungan bersihnya sekitar 30 persen.

[Update: Dian]

[1]Maulida, Abdul Aziz. 2015. Budi Cacing Tanah Unggul ala Adam Cacing. Jakarta: AgroMedia Pustaka, hlm 2.

[2]Palungkun, Rony. 2010. Usaha Ternak Cacing Tanah. Jakarta:  Niaga Swadaya, hlm. 7.

[3] Organik, Tim Semesta. 2020. Tip Sukses Budidaya Cacing Tanah. Jakarta: Semesta Organik, hlm 3.

[4]Maulida, Abdul Aziz. Op, cit.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *