Dijual Dengan Harga Beragam, Al Quran Terjemahan Besar Dianggap Memudahkan Pembacanya

Al quran adalah kitab suci umat Islam. Kitab suci ini sudah dikenal luas dan dihormati sebagai buku yang paling banyak dibaca dan dihafalkan di dunia. Al Quran terdiri dari 114 surah, 30 juz, dan 6236 ayat. Di dalamnya terdapat petunjuk untuk hidup umat manusia.

Di pasaran, Al Quran dijual dengan dilengkapi dengan terjemahan dan beberapa ukuran, mulai kecil, sedang dan besar. Dari segi harga pun beragam. Harga untuk Al Quran terjemahan besar berkisar antara Rp 55.000-155.000.

Untuk harga tertinggi di atas merupakan Al Quran terjemahan besar yang ditujukan untuk kaum lansia. Hal tersebut memudahkan kaum tersebut membaca dengan jelas. Kini, untuk membaca Al Quran semakin mudah. Hal ini karena sekarang sudah ada dalam bentuk digital. Al Quran bentuk digital dijual dengan kisaran harga Rp 280.000-765.000.

Apabila Anda ke Gramedia, di situ juga terdapat banyak pilihan Al Quran terjemahan dari berbagai penerbit.

Ada juga Al Quran Terjemah Manula Al Quran Ukuran Besar dijual Rp 127.500, Al Quran Tajwid Warna Arab Latin Terjemah Besar Rp 250.750, Al Quran Istiqlal- Al Quran Mushaf Ukuran Besar Rp 199.000, Al Quran-Ku Al-Muyassar Al Quran Terjemah ukuran besar Rp 275.000.

Demi menerbitkan sebuah Al Quran terjemahan yang bersih dari kesalahan, ada metode yang harus dilakukan. Metode ini disebut sima’i. Biasanya dilakukan oleh anggota tim pentashih. Lewat metode ini, satu anggota tim membacakan setiap huruf dan tanda baca yang terdapat dalam satu juz Al Quran secara berurutan. Sementara, satu orang lainnya bertugas menyimak bacaan rekannya tersebut.

Setelah selesai, empat anggota tim lainnya kemudian juga melakukan hal serupa secara berpasang-pasangan. Dengan begitu, setiap juz dalam mushaf terkoreksi oleh tiga orang anggota tim pentashih.

Menurut Kepala UPQ (Unit Percetakan Quran), HM Facrudin mengatakan bahwa ada tujuh pemeriksaan dari pracetak hingga pascacetak. tahapan itu mencakup pembuatan dummy (desain mushaf), pengesahan akurasi tulisan ayat suci, standardisasi penulisan mushaf oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kemenag RI, dan imposisi penyiapan cetak. Selanjutnya, diikuti dengan pencetakan sampul dan isi mushaf, pengecekan kualitas fisik mushaf, dan pengecekan akhir kualitas mushaf secara keseluruhan.

Ketatnya pemeriksaan percetakan Alquran membuat percetakan negara yang mulai beroperasi pada 2013 belum pernah melakukan kesalahan pencetakan Alquran hingga saat ini (zero mistakes).

Al Quran terjemahan memang digemari masyarakat karena setelah membaca ayatnya, maka dapat langsung segera mengetahui artinya. Akan tetapi, hal itu tidak diamini oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri. Beliau mengatakan “Al-Quran itu tak bisa diterjemahkan. Apalagi diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang kosa katanya masih miskin.”

Gus Mus, sapaan akrab beliau menambahkan bahwa bangunan kata antara Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidaklah sama. AL Quran yang diturunkan di Arab banyak nuansa sastrawi. Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, nuansa satrawi itu akan hilang.

Terlepas dari terjemahan, Al Quran sendiri mempunyai manfaat bagi kecerdasan anak dan kesehatan jiwa. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Dr Nurhayati dari Malaysia dalam sebuah Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam. Hasil penelitiannya menunjukkan bacaan Al Quran dapat meningkatkan IQ Anak. Alquran yang diperdengarkan kepada anak dengan bacaan yang benar dalam artian tajwid dan makhraj yang tepat, dapat merangsang syaraf-syaraf otak anak.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Prof. DR. Shalih bin Ibrahim, Profesor Ilmu Kesehatan Jiwa di Riyadh di Universitas Al-Imam Muhammad bin Sa’ud Al-Islamiyah bersama dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 170 orang menunjukkan, ketika kadar hafalan Alquran meningkat, maka akan meningkatkan pula kesehatan jiwanya.

Di Amerika Serikat, penelitian mengenai dampak Al Quran terhadap fisiologis manusia dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-Qadhiy. Perubahan fisiologis tersebut ditunjukkan oleh menurunnya kadar tekanan pada syaraf secara spontanitas. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwasanya Alquran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap syaraf.

Apabila dihubungkan dengan perkembangan teknologi, Al Quran sekarang sudah dapat ditemui di aplikasi smartphone. Seperti aplikasi Nusantara Mengaji. Munculnya aplikasi ini dikarenakan adanya fenomena bahwa masih banyak masyarakat muslim Indonesia yang buta aksara Al Quran. Aplikasi sudah bisa di-download bagi pengguna Android.

Jazilul Fawaid Salah Satu Kordinator Pembuat Aplikasi Nusantara Mengaji dalam situs resminya menjelaskan bahwa aplikasi tersebut dibuat untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan Alquran. Agar, masyarakat bisa dengan mudah membaca Alquran kapan saja dan di mana saja.

Aplikasi Nusantara Mengaji tidak ada yang dibedakan dalam setiap unsur kalimat dan lengkap 30 juz serta dilengkapi dengan fitur memilih juz yang akan dibaca. Aplikasi ini juga memudahkan pengguna apabila ingin khataman. Hal ini karena di dalamnya ada menu agenda khataman.