Update Biaya Tes IGRA Deteksi TBC (Tuberculosis)

Penyakit Tuberculosis (TBC atau TB) merupakan penyakit infeksi ganas, menduduki posisi ke-2 setelah HIV sebagai penyebab kematian di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara ketiga dengan penderita TBC terbanyak di dunia setelah India dan China. Karena ganasnya penyakit tersebut, deteksi dini perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ada sejumlah metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi TBC, salah satunya tes IGRA, meski biayanya memang tidak dapat dikatakan murah.

Ilustrasi: pemeriksaan pasien penderita TBC
Ilustrasi: pemeriksaan pasien penderita TBC

Secara umum, ada dua tipe Tuberculosis, yaitu TB Laten dan TB Aktif. TB Laten atau LTBI (Laten Tuberculosis Infection) merupakan bentuk non-aktif penyakit ini. Karena sistem kekebalan tubuh yang baik dapat melawan bakteri TBC, maka bakteri TB akan mengalami fase dormant (tertidur), sehingga orang dengan TB laten tidak akan mengalami keluhan selama penyakit tersebut tidak menjadi TB aktif. TB laten ini cenderung tidak menular. Meskipun begitu, tetap berisiko berkembang menjadi TB aktif. Risiko ini akan tetap ada seumur hidup, dan karenanya diagnosis serta penanganan pada kasus TB laten sangat penting juga untuk menekan angka kejadian TB aktif.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, TB aktif terjadi ketika bakteri TB mengalahkan sistem kekebalan tubuh dan mulai menimbulkan penyakit. Saat bakteri TB menyerang , maka TB aktif ini dapat menular dengan mudah ke orang lain melalui droplet atau bercak dahak, dan batuk. Penularan hanya dapat terjadi bila tubuh seseorang berada dalam kondisi sangat lemah.

Gejala TB paru mirip dengan yang dirasakan oleh pasien yang menderita radang paru (pneumonia) dan kanker paru. Gejalanya bisa berupa, batuk dengan dahak kental dan keruh yang berlangsung bisa lebih dari dua minggu, dahak berdarah, demam, menggigil, keringat malam, kelelahan, kelemahan, berat badan turun yang tidak dapat dijelaskan, nyeri dada, dan sesak napas. Bila seseorang menderita TBC, maka dapat menyebabkan kerusakan, terutama pada paru, bahkan dapat menyebar ke tulang, otak, dan organ lainnya.

Kelompok orang dengan daya tahan tubuh yang rentan terkena infeksi TB di antaranya lansia, , pengidap HIV atau AIDS, pengidap diabetes, pengidap kanker, pasien cangkok organ, pasien gagal ginjal, orang yang menjalani pengobatan penyakit autoimun, hingga kaum ekonomi bawah dan kurang gizi. Orang yang berada di lingkungan pasien TB juga rentan tertular, misalnya keluarga penderita TB, para petugas kesehatan, serta petugas di penjara. Orang yang bepergian ke daerah endemik TB pun bisa tertular penyakit TB.

Tindakan Tepat Penderita TBC

  • Anamnesa, terhadap pasien maupun keluarganya.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak).
  • Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
  • Test Tuberculin (test Mantoux).

Test Tuberculin (Test Mantoux) adalah metode standar yang biasa digunakan untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis atau tidak. Selain tes Mantoux, saat ini juga sudah terdapat tes yang diklaim lebih akurat dalam mendiagnosis TB, yaitu Tes IGRA (Interferon-Gamma Release Assays).

Hasil Pemeriksaan Penyakit Tuberculosis (TBC atau TB)
Hasil Pemeriksaan Penyakit Tuberculosis (TBC atau TB)

Apa Itu Tes IGRA?

Pemeriksaan IGRA mendeteksi infeksi tuberkulosis dengan mengukur respon imunitas seluler (sel T) terhadap infeksi TB dengan spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Sel T pada individu yang terinfeksi TB akan diaktivasi sebagai respons terhadap sensitivitas antigen berupa peptida spesifik Mycobacterium tuberculosis, yaitu early secretory antigenic target-6 (ESAT-6), culture filtrate protein-10 (CFP-10), dan TB7.7 (p4) yang ada di dalam sistem reaksi. Sel T tersebut akan menghasilkan interferon gamma (IFN-γ) yang diukur dalam pemeriksaan. Pemeriksaan IGRA menggunakan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

Tes IGRA

Mendeteksi infeksi M. tuberculosis, baik infeksi TB aktif atau infeksi TB laten, sebagai alternatif pemeriksaan tuberculin skin test (TST) untuk membantu diagnosis TB pada anak-anak (karena TST yang tidak nyaman dan hasil TST yang dipengaruhi vaksin BCG), serta mendeteksi infeksi TB pada kelompok risiko tinggi TB laten menjadi TB aktif (misalnya pada pasien immunocompromised seperti diabetes atau kondisi imunosupresi seperti HIV.

Pemeriksaan ini mengukur respons imun seluler terhadap bakteri yang menyebabkan tuberkulosis. Sel leukosit dari seseorang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis akan melepaskan Interferon-Gamma apabila diberikan antigen dari bakteri tuberkulosis. Selanjutnya, Interferon-Gamma diukur untuk menentukan interpretasi hasil pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan dilaporkan dalam negatif, positif, atau Intermediate. Hasil positif menunjukkan kemungkinan infeksi bakteri yang menyebabkan tuberkulosis, sebaliknya hasil negatif menunjukkan kemungkinan tidak adanya infeksi. Sementara itu, hasil intermediate menunjukkan kemungkinan infeksi yang belum pasti.

Tes IGRA merupakan salah satu tes sebagai pelengkap dalam menegakkan diagnosis bersama dengan pemeriksaan lain seperti penilaian risiko, pemeriksaan klinis, radiografi, atau pemeriksaan laboratorium lainnya. Lantas, berapa kisaran biaya melakukan tes IGRA untuk deteksi tuberkulosis pada saat ini?

Hasil Tes IGRA (Interferon-Gamma Release Assays) - @National Cancer Institute
Hasil Tes IGRA (Interferon-Gamma Release Assays) – @National Cancer Institute

Biaya Tes IGRA

Nama Klinik/Rumah SakitBiaya Tes IGRA
Laboratorium Klinik ProdiaRp1.200.000
Amalia Medical Center Kramat JatiRp1.226.000
Laboratorium Rampal DiagnostikaRp1.250.000
Rumah Sakit Sari AsihMedical Check Up + IGRA : Rp1.900.000

Informasi biaya tes IGRA di atas kami peroleh langsung dari keterangan pihak rumah sakit atau klinik, baik melalui website maupun media sosial. Perlu Anda catat bahwa tarif tes IGRA tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Sebagai perbandingan, pada tahun sebelumnya, harga tes IGRA di Klinik Prodia dipatok Rp1,323 jutaan.

Kelebihan melakukan tes IGRA adalah hanya membutuhkan satu kali kunjungan untuk melakukan tes, hasil bisa diperoleh dalam 24 jam, dan riwayat vaksinasi BCG sebelumnya tidak menyebabkan hasil positif palsu pada pemeriksaan ini. Karena itu, tes ini dicoba untuk Anda yang memiliki gejala menyerupai TBC.

(Panca)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *